Ada kalanya kita ingin tau banyak hal, dan untuk memenuhi rasa keingintauan itu pun kita bertanya. Banyak hal yang ingin diketahui, seperti tentang pribadi seseorang, maka kita pun bertanya pada orang yang bersangkutan. Ada orang yang tidak suka ditanya-tanya tentang hal pribadinya, karena mungkin menganggap hal yang ditanyakan terlalu privacy. Beberapa hari ini saya sering bertanya kepada beberapa teman di kantor. Sekedar buat mendiskusikan beberapa hal, entah itu tentang pekerjaan, teman, keluarga, atau yang lainnya. Saya merasa sepi berada di kantor cabang baru. Pekerjaan kita juga sedang tidak overload, selain masih ada beberapa hal yang belum siap sedia. Setiap harinya saya berinteraksi dengan orang-orang yang usianya lebih tua dari saya, saya yang termuda. Saya senang berinteraksi bersama mereka, karena saya pun belajar banyak hal dari mereka. Seperti ia yang juga mengajari saya banyak hal. Sungguh suatu pelajaran yang berharga. Setidaknya saya belajar untuk menjadi lebih dewasa.

Minggu lalu saya chatting melalui Y!M sama salah satu teman yang sedang berada di luar kota, karena urusan kerjaan tentunya. Beliau masih cukup muda, lulusan S2 dari sebuah PTN terkemuka di Jawa Barat, sudah beristri dan mempunyai dua orang anak. Lantas saya tanya apa kabar istrinya?, istrinya kerja apa? apakah mengajar juga seperti beliau?. Cukup lama saya menunggu dan berpikir apakah yang saya tanyakan terlalu privacy. Sampai akhirnya beliau menjawab, "istri saya mengajar calon-calon mujahid islam". Saya pun langsung mengerti maksudnya. Ya, istrinya seorang ibu rumah tangga. Lantas saya pun menimpali, "bukankah mengurus rumah, suami dan anak-anak adalah jihadnya seorang istri ya pak? bener gak?". Saya agak ragu dengan pernyataan saya itu. Kemudian beliau menjawab, "ya betul sekali, hanya saja sekarang banyak yang mengejar dunia", mungkin maksudnya mengejar karir. Saya tidak menanyakan latar belakang pendidikan istrinya, apakah lulusan S2 juga atau tidak. Saya merasa tidak enak untuk menanyakannya. Saya jadi teringat pernah ada yang bilang, percuma kita sekolah tinggi-tinggi kalau toh akhirnya harus jadi ibu rumah tangga. Apakah pendapat seperti itu bisa dibilang narrow minded? Jawab sendiri menurut pendapat anda masing-masing. Menurut saya berkarir atau tidak itu adalah pilihan. Untuk saat ini saya pun masih ingin berkarir, jika diberi kesempatan masih ingin melanjutkan sekolah. Saya masih perlu banyak belajar. Di akhir percakapan kami, beliau bilang kepada saya supaya jangan segan-segan mendiskusikan tentang pernikahan dengannya. Waduh! seperti saya sudah ingin menikah saja.

Wanita yang berkarir cenderung memiliki sedikit waktu bersama keluarga. Apalagi yang kerjanya full time dari pagi hingga sore. Saya pun merasakannya. Waktu kerja saya 6 hari seminggu. Hari minggu lah waktu yang tersisa untuk keluarga, itupun jika tidak ada acara dari kantor, seperti trainning, workshop, atau acara apa lah. Dulu waktu masih ada ibu ini, dia lah yang paling kekeuh tidak akan hadir kalau ada acara kantor di hari minggu. Hari minggu pun kadang tidak bisa dipakai untuk bersantai-santai, karena ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Terkadang saya juga suka kelayapan di mall atau pusat-pusat perbelanjaan sekedar buat window shopping.

Label: , , ,